SEJARAH PENDIDIKAN ARAB SAUDI
A.
Pendahuluan
Kerajaan Arab Saudi berdiri pada
tahun 1932 dan menempati 80 persen luas semenanjung Arab. Secara geografis
negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Irak di sebelah utara, Laut
Merah di sebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab di sebelah timur, serta Yaman
dan Oman di sebelah selatan. Saudi Arabia adalah negara yang menganut hukum
berbasis Islam dimana hukum syariah sebagai dasar konstitusi dan sistem hukum.
Penduduknya sekitar 5.000.000 sampai
8.000.000. Kira-kira 2/3 hidup seperti nomad atau semi nomad (pengembara atau
setengah pengembara) yang disebut Bedui; 12% menjadi petani yang tetap tempat
tinggalnya dan 27% di antara pengembara tinggal di kota. Orang-orang Bedui itu
sangat kuat terikat pada tradisinya. Karena biasa hidup bebas, mereka tidak
patuh pada peraturan dan tidak mau mengakui kekuasaan orang lain. Ada ahli yang
memandang mereka tinggi hati dan suka memberontak.[1]
Dalam soal kemasyarakatan dan
politik mereka tidak suka terikat pada sesuatu dan tidak mau dirintangi oleh
apapun juga. Sifat-sifat ini menyebabkan mereka sukar dipimpin dan untuk
dipersatukan dengan suku-suku lain. Dari dahulu sampai sekarang mereka selalu
saja bersengketa satu sama lain. Suku Bedui ini tidak membentuk satu negara di
Jazirah Arab, tetapi membentuk negara-negara kecil. Pendidikan Islam mempunyai
sejarah sama panjangnya dengan sejarah Islam sendiri.
Pendidikan Islam yang mula-mula
dilakukan sekolah yang bernama Kuttab, yang mengajarkan isi buku suci Alqur'an,
sastra Arab, pokok-pokok gramatika dan berhitung diajarkan oleh guru-guru yang
disebut Muallim.Dari zaman permulaan itu dikenal peristiwa tawanan perang Badar
yang dibebaskan, kalau mereka mau dan sanggup mengajar menulis dan membaca. Di
samping itu masjid juga menjadi tempat belajar, selain tempat beribadat. Salah
satu fungsi masjid ialah tempat bersembahyang Jum'at.Khotbah Jum'at itu
sebenarnya telah memberi pendidikan untuk umum.
Dimana-mana merupakan tempat memberi
pendidikan umum.Sejak dahulu perpustakaan pun turut menjadi tempat memberi
pendidikan, karena kepala perpustakaan biasanya adalah ahli sastra atau
filsafat.Raja-raja dan sheikh-sheikh mendatangkan guru agama ke istananya untuk
mengajar anak-anaknya dan kaum keluarganya serta orang dilingkungan yang terdekat.Kadang-kadang
rumah sheikh dan guru agama pun menjadi tempat pendidikan, yang dikunjungi
orang untuk mempelajari ilmu dari sheikh dan guru itu.[2]
Dewasa ini tempat belajar itu
disebut madrasah. Keadaan pendidikan di Arab tidak berkembang pesat seperti di
Bagdad dan Mesir, yang mengalami persentuhan dan akulturisasi dengan kebudayaan
bangsa lain. Dalam abad ke-18 timbul aliran Wahabbi yang digerakkan oleh Sheikh
Muhammad bin Abdul Wahab untuk memurnikan agama Islam dari kesalahan-kesalahan
yang terjadi dalam waktu itu.
Dan gerakan itu mendapat bantuan
dari Ibn. Saud. Pendidikan yang dilakukan seperti di atas berjalan sampai pada
pertengahan abad ke-20 ini dibentuk satu Direktorat. Di ibu kota 4 propinsi
Arab Saudi dibentuk Jawatan pendidikan yang mengatur pendidikan dalam propinsi
itu. Salah satu dari Direktorat itu ialah Direktorat Pendidikan Wanita.Karena
di Saudi Arabia wanita belum mendapat pendidikan, dianggap perlu ada satu
direktorat khusus yang mengusahakan supaya kaum wanita terdorong bersekolah dan
mendapat tempat di sekolah.
B.
Pembahasan
1. Letak Geografis Arab
Saudi
Arab Saudi terletak di antara 15°LU - 32°LU dan antara 34°BT
- 57°BT. Luas kawasannya adalah 2.240.000 km². Arab Saudi merangkumi empat
perlima kawasan di Semenanjung Arab dan merupakan negara terbesar di Asia Timur
Tengah. Permukaan terendah di sini ialah di Teluk Persia pada 0 m dan Jabal
Sauda' pada 3.133 m. Arab Saudi terkenal sebagai sebuah negara yang datar dan
mempunyai banyak kawasan gurun. Gurun yang terkenal ialah di sebelah selatan
Arab Saudi yang dijuluki "Daerah Kosong" (dalam bahasa Arab, Rub al
Khali), kawasan gurun terluas di dunia atau lebih dikenal dengan gurun Sahara.
Namun
demikian di bagian barat dayanya, terdapat kawasan pegunungan yang berumput dan
hijau. Hampir tidak ada sungai atau danau permanen di negeri ini, tetapi
terdapat sangat banyak wadi. Beberapa daerah subur dapat ditemukan dalam
endapan aluvial di wadi, basin dan oasis. Negara ini berbatasan dengan
Jordania, Kuwait, dan Irak di sebelah utara, Laut Merah di sebelah barat, Qatar
dan Uni Emirat Arab di sebelah timur, serta Yaman dan Oman di sebelah selatan.
Saudi
Arabia berpenduduk kurang lebih 21,504,613 tahun 2000, 43% diantaranya berusia
dibawah 15 tahun, 2,5 % USIA di atas 65 tahun. Kerajaan Saudi Arabia yang
berdiri sejak tahun 1932. Bentuk pemerintahan negara Arab Saudi adalah
kerajaan. Kerajaan yang berkonstitusi dengan kepala negara raja dan kepala
pemerintahan perdana menteri. Ibu kota negara Arab Saudi adalah Riyadh.[3]
Diantara raja-raja yang pernah memerintah adalah Abdul Aziz, Faisal Ibnu Abdul
Aziz, Khallid Ibnu Abdul Aziz, dan Fahd ibnu Abdul Aziz.
2.
Sejarah
Pendidikan Islam di Arab Saudi
Pada tanggal 23 September 1932,
Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa'ud memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab
Saudi atau Saudi Arabia (Al-Mamlakah Al-'Arabiyah Al-Su'udiyah) dengan
menyatukan wilayah Riyadh,[4]
Najd (Nejed), Ha-a, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz kemudian menjadi raja pertama
pada kerajaan tersebut. Dengan demikian dapat dipahami, nama Saudi berasal dari
kata nama keluarga Raja Abdul Aziz Al-Sa'ud. Arab Saudi terkenal sebagai Negara
kelahiran Nabi Muhammad SAW serta tumbuh dan berkembangnya agama Islam,
sehingga pada benderanya terdapat dua kalimat syahadat yang berarti "Tidak
ada tuhan (yang pantas) untuk disembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah".
Pendidikan pada masa rasulullah
saw., sesuai dengan kondisi sosial politik pada masa itu, dapat dibagi
menjadi dua periode yaitu periode Mekah dan Madinah. Pada periode Mekah
pendidikan dimulai dengan cara sembunyi-sembunyi, tahap terang-terangan dan
tahapan umum. Lembaga pendidikan pada masa itiu adalah rumah Arqam bin Abi
Arqam dengan materi pendidikan tauhid, Al-Qur’an. Pada periode Madinah,
Rasulullah saw. mulai dengan mendirikan masjid dan pembentukan negara Madinah.
Rasulullah bersama sahabat terus
mengembangkan agama Islam. Sampai Islam berkembang ke beberapa negeri. Setelah
Rasulullah wafat perjuangan dilanjutkan oleh para sahabat, sehingga Islam
semakin berkembang keseluruh penjuru dunia. Selanjutnya pendidikan Islam
berkembang di tanah Arab, terutama di Madinah dan Mekah, sehingga Mekah dan
Madinah menjadi pusat studi dan perkembangan intelektual. Ini terbukti dengan
munculnya intelektual Muslim seperti Imam Ali, Imam Abbas, Imam Jafar Sadiq dan
lain-lain.
Menurut Taqi al-din al-Fasi al-Makki
al-Maliky (775-832 H / 1373-1428 H), madrasah pertama yang ada di Mekkah adalah
madrasah al-Urshufiyah hingga awal abad ke 17, setidaknya ada 19 madrasah yang
didirikan di Mekah. Sedangkan di Madinah perkembangan madrasah tidak
sebagus diMekkah, pasalnya sumber-sumber yang berkenaan dengan sejarah Madinah
pada umumnya tidak membahas hal ini. Selanjutnya pendidikan Islam terus
berkembang di dua tanah suci dan seluruh pelosok Arab Saudi. Sampai saat ini
sudah banyak madrasah, sekolah serta perguruan tinggi yang jumlahnya semakin
bertambah dan berkembang dengan cepat sehingga melahirkan universitas yang
ternama di Arab Saudi bahkan di luar Arab Saudi.
Pendidikan telah menjadi perhatian
utama di Saudi Arabia, khususnya semenjak tahun 1954 ketika Kementrian
Pendidikan dibentuk. Rencana pembangunan telah memformalkan maksud ini.
Sasaran-sasarannya, dan mengiringinya kea rah arus pembangunan nasional. Dalam
upaya pembangunan nasional, system pendidikan dibebani tiga tujuan:
a. Untuk memberikan sekurang-kurangnya
pendidikan dasar bagi seluruh penduduk
b. Untuk mempersiapkan murid-murid
dengan keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus
berubah
c. Untuk mendidik anak-anak dalam
kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta kebudayaan Islam.
3.
Pendidikan
di Arab Saudi
a. Kurikulum dan metode Pembelajaran
Sistem pendidikan di Saudi Arabia
pada dasarnya mengambil kurikulum yang ada pada Negara-negara Arab lainnya,
terutama Negri Mesir, dengan lebih menekankan pada mata pelajaran keagamaan.
Kurikulum untuk sekolah-sekolah pria dan wanita pada setiap jenjang yang sama
pada praktiknya, kecuali sekolah wanita ,menambahkan pelajaran manajemen rumah
tangga sementara sekolah pria ,menambahkan mata pelajaran pendidikan
jasmani, yang tidak diajarkan pada wanita. Sekolah-sekolah swasta diharuskan
oleh peraturan mengikuti kurikulum yang sama seperti pada sekolah-sekolah
negeri. Sungguhpun demikian, banyak sekolah swasta yang boleh menambahkan
mata pelajaran popular seperti bahasa inggris dan komputer.
Kementrian Pendidikan dan Badan
Administrasi Umum Pendidikan Wanita (GAGE) sama-sama memiliki bagian kurikulum,
walaupun sedikit sekali yang telah berubah dalam kurikulum mereka semenjak
pendiriannya. Kedua lembaga itu, menyewa pengarang-pengarang untuk menyiapkan
buku teks, mencentaknya, serta membagikannya kesekolah-sekolah. Dengan
demikian, terdapat kurikulum yang seragam diseluruh Saudi Arabia.
Penerapan kurikulum dimonitor
melalui berbagai cara seperti melalui kepala sekolah, kunjungan oleh para
inspektur dikantor-kantor distrik, dan juga melalui sistem ujian akhir yang
mencakup seluruh materi yang seharusnya diajarkan pada setiap semester.
Pemilihan metode mengajar, berbeda
antara masing-masing mata pelajaran. Guru-guru mata pelajaran agama lebih
menekankan hapalan, dan jarang sekali menggunakan peralatan mengajar selain
dari papan tulis. Guru bahasa arab menggunakan papan tulis di samping
menggunakan metode hapalan teks. Guru bahasa ilmu eksakta menggunakan
laboratorium kalau peralatan itu tersedia di sekolahnya. Tetapi, hampir semua
laboratorium sekolah serba tidak lengkap, baik kekurangan dalam peralatannya,
atau dalam tenaga profesional, atau keduanya. Laboratorium bahasa tersedia
hanya pada sekolah-sekolah yang tergolong elit untuk pengajaran bahasa inggris.
Bahasa Arab merupakan pengantar
mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai kelevel sekolah
menengah atas. Pada perguruan tinggi, bahasa arab menjadi bahasa pengantar pada
bidang seni, himaniora, dan ilmu-ilmu sosial. Bahasa inggris merupakan bahasa
pengantar pada bidang engineering, kedokteran dan ilmu-ilmu alami. Jarang
sekali buku-buku teks untuk level perguruan tinggi yang ditulis dalam bahasa
arab, dan dosen-dosen yang harus menggunakan bahasa arab terpaksa mengetik
bahan kuliyahnya terlebih dahuli kedalam bahasa arab dan menggunakannya sebagai
bahan dasar perkuliyahannya serta menggunakannya sebagai buku teks juga.
Akibatnya ialah terjadinya pendangkalan ilmu pengetahuan pada beberapa jurusan
di perguruan tinggi.[5]
b. Ujian dan Kenaikan Kelas
Di Arab Saudi berlaku sistem ujian
sesuai dengan grade. Pada grade 1 sampai 12, tahun ajaran dibagi menjadi dua
semester. Bahan belajar untuk satu tahun dibagi dalam dua bagian. Pada akhir
setiap semester, diadakan ujian yang mencakup bahan pelajaran satu semester.
Nilai ujian murid ditambahkan untuk kedua semester dan menghasilkan nilai untuk
tahun itu. Apabila nilai itu lebih rendah dari presentase tertentu biasanya
50%, murid itu gagal dalam mata pelajaran itu, dan harus mengikuti ujian
kembali pada libur musim panas. Sekiranya murid yang bersangkutan gagal lagi
memperoleh nilai minimal, ia terpaksa mengulang pada grade yang sama, mengambil
kembali semua mata pelajaran, termasuk yang sudah mendapat nilai baik (sudah
lulus). Berhasil melewati dengan demikian, merupakan satu-satunya kriteria
untuk naik dari grade yang satu ke grade yang lebih tinggi.
Sistem ujian perguruan tinggi juga
berlangsung dalam sistem semester. Beberapa universitas dipakai satuan kredit
semester (SKS), dan dengan demikian mahasiswa yang gagal dalam satu mata
kuliyah tidak harus mengulang keseluruhan tahun atau semester, atau mengulang
semua mata kuliah yang diambil tahun atau semester itu. Yang diulang hanta mata
kuliah yang belum lulus saja, dengan catatan kalau mata kuliah itu merupakan
mata kuliah wajib (required).
Tetapi dalam tahun 1991, sisitem SKS mwndapat kritikan yang
sangat keras dan dihentikn untuk semua universitas kecuali pada King Fahd
University of Petrolium of Petrolium and Miniral.
4.
Jenis
dan Tingkat Pendidikan
a. Pendidikan Pra-Sekolah, Dasar,
Menengah dan Pendidikan Tinggi
Disamping sisi dunia kerja, daya tarik Arab Saudi yang lain
adalah dunia pendidikan. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara
laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Untuk pendidikan umum,
baik laki-laki dan perempuan mendapat kurikulum yang sama dan ujian tahunan
yang sama pula. Pendidikan umum dibagi menjadi 5 bagian:
Pendidikan
bagi anak-anak wanita Arab Saudi dikelola secara khusus oleh suatu badan yaitu
General Administration of Girl’ Education (GAGE) yang dibentuk pada tahun
1960. Pendirian sekolah-sekolah khusus bagi anak-anak wanita tertunda karena
adanya rasa keberatan dari sebagian orang tua dan ulama yang beranggapan bahwa
pendirian sekolah-sekolah modern itu dampak berdampak tidak baik terhadap
anak-anak wanita. Sekolah-sekolah wanita diletakkan dibawah pengawasan dan
pengelolaan ulama, dan dengan demikian terpisah dari Kementerian Pendidikan.
Pendidikan
Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota
dewan ulama. Kurikulum untuk sekolah Islam tradisional juga sebagian
menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada Studi Islam dan
Bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan di bawah supervisi dari
Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam Madinah (Madinah).
Namun demikian, di universitas-universitas umum, pelajaran agama Islam
merupakan mata kuliah wajib apapun jurusan yang diambil mahasiswa. Pada tahun
1985, total anggaran untuk pendidikan mencapai US$ 2.5 milyar atau setara
dengan 3.6 % dari total anggaran belanja nasional Arab Saudi. Setiap mahasiswa
lokal maupun asing di universitas negeri mendapat beasiswa setiap bulan dari
kementerian pendidikan sebesar SAR 800 hingga SAR 1000. Sistem Pendidikan
di Arab Saudi terdiri dari pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar,
pendidikan sekunder, dan pendidikan tinggi yang akan dijabarkan lebih jauh
sebagai berikut:
1)
Pendidikan
Pra Sekolah
Seluruh
pendidikan prasekolah di Arab Saudi berada dibawah GAGE. Alasannya karena
seluruh personil yang terlibat dalam pengelolaannya baik staff administrasi
atau guru adalah wanita. Pada sekolah-sekolah ini berlaku sistem koeduksional
dimana anak laki-laki boleh digabung dengan anak perempuan sampai mereka
berumur 7 tahun. Sesudah itu mereka dipisahkan, anak laki-laki meneruskan
sekolahnya dibawah Kementerian Pendidikan, dan anak perempuan ke
sekolah-sekolah yang berada dibawah GAGE. Pra- Pendidikan Dasar ini sama dengan
Pendidikan Taman Kanak-Kanak dari usia 4–5 tahun pendidikan ini ditawarkan
secara gratis dan bersifat sukarela. Program yang akan diberikan pada
pendidikan ini adalah program pedagogis, dan tidak terorganisir untuk
mempersiapkan diri masuk sekolah.[6]
2)
Pendidikan
Dasar (Primary Education), terdiri dari:
a)
Sekolah
Dasar
Pada
Pendidikan Dasar anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 6 – 12 Tahun Kurikulum
atau mata pelajaran yang ada di pendidikan dasar adalah sebagai berikut :
Bahasa Arab, Pendidikan seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk anak
perempuan ), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi islam
dan Sain. Sertifikat: shahadat Al Madaaris Al Ibtidaa'iyyah (Umum Elementary
School Certificate).
b)
Sekolah
Menengah
Pada
Pendidikan Menengah anak-anak mulai masuk sekolah pada usia 12 – 14 tahun.
Kurikulum yang ada di pendidikan menengah adalah sebagai berikut:
Bahasa Arab, Pendidikan seni, Geografi, Sejarah, Ekonomi rumah (untuk
anak perempuan), Matematika, Pendidikan Jasmani (untuk anak laki-laki), Studi
Islam dan Sain dan bahasa, Tambahannya adalah bahasa Inggris.
Sertifikat: shahadat Al-Kafa'at Al-Mutawassita (Intermediate School
Certificate)
c)
Pendidikan
Lanjutan (Secondary Education), terdiri dari:
a)
Pendidikan
Lanjutan Umum
b)
Pendidikan
Lanjutan Agama
c)
Pendidikan
Lanjutan Teknik
Dan juga tersedia pendidikan khusus menghafal al-Qur'an di
jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, dam
juga Pendidikan Industri, Perdagangan dan Pertanian. Pendidikan Umum diawasi
oleh Kementerian Pendidikan dan Pengajaran Arab Saudi sementara Pendidikan
Tinggi diawasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Arab Saudi.
Pada tahun 1424 H (2003-2004) telah keluar peraturan baru
yakni mengadakan ujian kemampuan untuk seluruh siswa kelas akhir di tingkat
Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah) yang diadakan di Universitas-universitas
oleh Pusat Standarisasi dan Pengembangan Arab Saudi, tes tersebut mengukur
bidang kebahasaan dan keolahragaan. Selain itu, bagi para siswa yang akan
melanjutkan studinya di bidang kedokteran atau teknik diwajibkan untuk
mengikuti ujian prestasi dengan 5 mata pelajaran (Matematika, Kimia, Fisika,
Bahasa Inggris dan Biologi). Pada tahun 1434 H (2012-2013), mata pelajaran
Bahasa Inggris dihapus dari ujian prestasi tersebut.
Sejak beberapa tahun yang lalu, Pemerintah Arab Saudi juga
membuat Program Pelayan Dua Tanah Suci untuk Beasiswa ke luar negeri, yakni
program besar dan ambisius yang bertujuan untuk mengembangkan bakat Warga
Negara Arab Saudi dengan mengirimkan warga Saudi ke universitas-universitas di
berbagai belahan dunia, program ini sudah diikuti oleh 10 ribu penerima
beasiswa.
3)
Pendidikan
Tinggi (Higher Education)
Pendidikan tinggi atau universitas
di Arab Saudi terbagi menjadi dua bagian utama yakni Pendidikan Agama dan
Pendidikan Umum. Namun demikian, sekarang sudah sangat banyak universitas yang
menggabungkan keduanya. Jenis perguruan tinggi di Arab Saudi adalah
universitas, institut untuk perempuan (college for women), institut
administrasi publik (institute of public administration) dan institut keguruan
(teacher training college). Semua universitas berada di bawah supervisi
Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher Education) kecuali
Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah), Universitas terbaik
di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, yang berada di bawah supervisi
dewan menteri (Council of Ministers). Untuk memasuki perguruan tinggi di Arab
Saudi, calon mahasiswa harus memenuhi tes masuk perguruan tinggi (General
Secondary Education Certificate Examination) atau Tawjihi.
a) Pendidikan Tinggi Universitas
Untuk pendidikan tinggi universitas,
tingkatannya sama seperti universitas pada umumnya, yaitu: Strata 1 (Bachelor),
Strata 2 (Master), dan Strata 3 (Doctor). Untuk S1, waktu yang dibutuhkan
adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk teknik, medis, dan farmasi dibutuhkan
minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya. Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2
tahun untuk menyelesaikannya dengan syarat harus sudah menyelesaikan S1.
Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis
(by thesis) atau dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis,
maka setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita harus
menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan
untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang
telah ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan
adalah 3 tahun setelah menyelesaikan S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan
mata kuliah dan mengumpulkan disertasi yang merupakan hasil riset independen
yang telah dilakukan. Selain itu, tambahan syarat kadang-kadang diperlukan,
seperti: minimal mempublikasikan jurnal internasioanl atau konferensi
internasional. Sebagai tambahan, ada beberapa universitas khusus untuk
perempuan yang sebagian besar berfokus kepada ilmu pendidikan. Jenjang yang
tersedia untuk universitas khusus perempuan ini mulai dari S1 sampai S3.
Universitas besar di Arab Saudi di
antaranya King Saud University, King Fahd University of Petroleum and Mineral,
King Abdul Aziz University, King Faisal University, dan universitas baru King
Abdullah University of Science and Technology (KAUST).
b) Pendidikan Tinggi Non Universitas
Technical College. Pendidikan tinggi
ini setara dengan diploma yang harus diselesaikan selama 3 tahun. Bidang-bidang
yang tersedia: control otomatis, sistem elektrikal otomatis, otomotif,
perlengkapan elektrik, instalasi elektrik, kimia industri, elektronik industri,
dan teknik produksi.
Higher Technical Institute. Pendidikan
ini seperti layaknya D1 yang dapat diselesaikan selama 1 tahun saja.
Higher Technical Institutes for
Financial and Commercial Science. Pendidikan tinggi ini khusus untuk ilmu
keuangan dan komersial. Kurikulum yang tersedia adalah: akuntansi,
korespondensi komersil dan bisnis, bahasa ingris, asuransi, kebudayaan Islam,
pemasaran dan periklanan, pembelian dan inventori, dan kesekretariatan.
Lama pendidikan yang harus ditempuh adalah selama 2 tahun.
The Institute of Public
Administration. Lama studi untuk jenis pendidikan tinggi ini adalah selama 2
sampai 3 tahun. Bidang-bidang yang tersedia adalah: perbankan (2 tahun),
pemrosesan data elektronik (2.5 tahun), administrasi rumah sakit (2 tahun),
ilmu kepustakaan (3 tahun), ilmu personil (2 tahun), ilmu kesekretariatan (2
tahun), dan ilmu pergudangan (2 tahun).
Teacher Training College. Untuk
pendidikan keguruan terbagi menjadi 3 jurusan: guru sekolah dasar dan menengah
pertama (primary school), guru sekolah menengah atas (secondary school), dan
guru pendidikan lanjut (higher education).
b. Pendidikan Khusus
Jumlah keseluruhan murid yang
dilayani pada sekolah pendidikan khusus jauh dibawah yang diharapkan
pemerintah jelas merupakan kelemahan dan kemunduran yang terdapat dalam system
pendidikan Saudi Arabia. Sekolah-sekolah biasa tidak dilengkapi dengan atau
tidak punya staf yang khusus untuk melayani anak-anak yang punya cacat ringan,
dan tanpa lembaga pendidikan khusus yang memadai jumlahnya.
c. Pendidikan Orang Dewasa dan
Nonformal
Tujuan umum pendidikan bagi orang
dewasa di Saudi Arabia ialah untuk menghilangkan keadaan buta huruf masyarakat
Saudi. Antara 70-80% penduduk Saudi yang berusia 15 tahun ke atas pada tahun
1982 diperkirakan tidak dapat membaca dan menulis (illiterate). Penghapusan
iliterasi merupakan tujuan utama bagi sebagian orang, bagi sebagian besar
orag-orang yang ikut program pendidikan, tujuannya lebih besar dari itu. Mereka
ingin memenuhi persyaratan untuk pekerjaan baik di sector swasta atau
pemerintah serta memperbesar peluang untuk mendapat promosi. Pendidikan
keterampilan bukanlah tujuan pendidikan orang dewasa di Saudi kecuali pada
sebagian kecil sekolah-sekolah untuk wanita yang diselenggarakan pihak swasta
dan pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam program pendidikan orang dewasa menurun
pada tahun 1979-1980 mencapai 9,8%. Ada berbagai factor penyebab antara lain:
1)
Pendidikan
non formal di Saudi dalam pandangan orang dewasa berbentuk pelajaran persiapan
memasuki perkuliahan di perguruan tinggi, dan tidak ada atau sedikit sekali
pendidikan yang bertalian dengan pekerjaan.
2)
Pemerintah
secara resmi sedang berusaha untuk menghapuskan iliterasi, maka program
pendidikan orang dewasa tidak mencapai sasarannya.
3)
Peningkatan
pendapatan Negara melalui minyak dan yang berhubungan minyak, maka program
subsidi dan program kesejahteraan seharusnya juga bertambah banyak unuk
pendidikan nonformal, tetapi penerimaannya sering tidak relevan.[7]
C.
Penutup
Arab Saudi terletak di antara 15°LU
- 32°LU dan antara 34°BT - 57°BT. Luas kawasannya adalah 2.240.000 km². Arab
Saudi merangkumi empat perlima kawasan di Semenanjung Arab dan merupakan negara
terbesar di Asia Timur Tengah. Permukaan terendah di sini ialah di Teluk Persia
pada 0 m dan Jabal Sauda' pada 3.133 m.
Pendidikan telah menjadi perhatian
utama di Saudi Arabia, khususnya semenjak tahun 1954 ketika Kementrian
Pendidikan dibentuk. Rencana pembangunan telah memformalkan maksud ini.
Sasaran-sasarannya, dan mengiringinya kea rah arus pembangunan nasional. Dalam
upaya pembangunan nasional, system pendidikan.
Daya tarik Arab Saudi disamping sisi
dunia kerja, adalah dunia pendidikan. Sistem pendidikan di Arab Saudi
memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara
umum, sistem pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama: Pendidikan umum untuk
laki-laki, Pendidikan umum untuk perempuan dan Pendidikan Islam untuk
laki-laki.
Pendidikan Islam tradisional bagi
laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama. Kurikulum
untuk sekolah Islam tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan
umum, tetapi fokusnya pada Studi Islam dan Bahasa Arab. Untuk pendidikan agama,
dilakukan di bawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan
Universitas Islam Madinah (Madinah).
Sistem Pendidikan pada
pendidikan umum di Arab Saudi terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan
sekunder, dan pendidikan tinggi. Dan masing-masing pendidikan didukung oleh
mata pelajaran yang berbeda sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Nur Syah Agustiar. 2001. Perbandingan Sistem
Pendidikan 15 Negara. Lubuk Agung. Bandung. Hal : 38
Imdadun Rahman, Arus Baru Radikal
Islam: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, (Erlangga, ______
)
Yanti, M.Ag, Perbandingan
Pendidikan, (Rizqy Grafika, 2012)
http://griyadifa.blogspot.com/2012/06/sistem-pend-di-arab-saudi.html
churryelmoena.blogspot.com/2013/03/makalah-perbandingan-pendidikan-timur.htm
[1]
Nur Syah Agustiar. 2001. Perbandingan Sistem
Pendidikan 15 Negara. Lubuk Agung. Bandung. Hal : 38
[2]
Imdadun Rahman, Arus Baru Radikal
Islam: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah ke Indonesia, (Erlangga, ______
)
[3]
Yanti, M.Ag, Perbandingan
Pendidikan, (Rizqy Grafika, 2012). Hal : 61
[5]
http://saudi-tauhid-sunnah.blogspot.com/2012/05/mengelola-pendidikan-belajar-dari-arab.html.
(diakses
pada tgl 07 juni 2016. Pkl. 14.00 WIB)
[6]
http://griyadifa.blogspot.com/2012/06/sistem-pend-di-arab-saudi.html
(diakses tgl 07 juni 2016, Pkl 14.00 WIB)
[7]
http://griyadifa.blogspot.com/2012/06/sistem-pend-di-arab-saudi.html
(diakses
tgl 07 juni 2016, Pkl 14.00 WIB)
No comments:
Post a Comment