Sunday, June 26, 2016

Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha Berdasarkan Karakteristik Wirausaha





KATA PENGANTAR



Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas karunia,taufiq dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
            Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam mata kuliah ini,  yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
            Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk penulis ,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
            Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.
            Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon ampun. Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Bengkulu,  Juni 2016


Penulis








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan  Masalah.................................................................................... 2
C.     Tujuan Pembahasan................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Sejarah Kewirausahaan............................................................................. 3
B.     Pengertian Kewirausahaan........................................................................ 5
C.     Hakekat Kewirusahaan............................................................................. 8
D.    Karakterisik Kewirausahaan...................................................................... 9
E.     Karakteristik Wirausaha Yang Berhasil.................................................... 11
F.      Karakteristik Kegagalan Kewirausahaan.................................................. 14

BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan................................................................................................ 16
  2. Saran ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA




 





BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kondisi perkembangan ekonomi dunia dan adanya era pasar bebas menuntut Indonesia untuk dapat menyejajarkan posisinya dengan dunia luar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan meningkatkan pembangunan ekonomi negeri serta mengurangi ketergantungan terhadap bangsa lain. Hal ini dapat tercapai salah satunya dengan mengembangkan kewirausahaan di Indonesa.
Dengan melahirkan banyak wirausaha sukses, ketergantungan Indonesia terhadap bangsa lain diharapkan dapat berkurang karena telah mampu menciptakan lapangan baru sendiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri.[1] Selain itu, dengan hadirnya wirausaha yang sukses mengembangkan usahanya, baik di kancah nasinal maupun internasional akan mengurangi beban pemerintah pula dalam rangka mengurangi angka pengangguran.
Dewasa ini, wirausaha-wirausaha sukses telah mewarnai dunia perekonomian Indonesia. Sebut saja Aburizal Bakrie, Bob Sadino, Cahirul Tanjung, danmasih banyak lainnya. Selain itu, usaha-usaha kecil pun semakin banyak berdiri di lingkungan masyarakat. Jelas, kehadiran wirausaha-wirausaha tersebut di Indonesia dapat memengaruhi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan kerja, memenuhi kebutuhan, mengurangi angka pengangguran, dll. Namun, tak serta-merta semua orang yang menciptakan sebuah usaha pasti menjadi wirausaha sukses yang mampu meringankan beban pemerintah.
Tentu saja tak mudah menjadi seorang wirausaha sukses. Berbagai halangan dan masalah selalu mewarnai kisah-kisah perjalanan bisnis mereka dan mereka dituntut untuk dapat menangani masalah tersebut dengan cerdas atau menyerah pada masalah dan kalah menjadi wirausaha. 


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah Kewirausahaan?
2.      Apa Pengertian Kewirausahaan?
3.      Bagaimana Hakekat Kewirusahaan?
4.      Bagaimana Karakterisik Kewirausahaan?
5.      Bagaimana Karakteristik Wirausaha Yang Berhasil?
6.      Bagimana Karakteristik Kegagalan Kewirausahaan?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Sejarah Kewirausahaan.
2.      Untuk Mengetahui Pengertian Kewirausahaan.
3.      Untuk Mengetahui Hakekat Kewirusahaan.
4.      Untuk Mengetahui Karakterisik Kewirausahaan.
5.      Untuk Mengetahui Karakteristik Wirausaha Yang Berhasil.
6.      Untuk Mengetahui Karakteristik Kegagalan Kewirausahaan.








BAB II
PEMBAHASAN



A.    Sejarah Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.  Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.[2]
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode:[3]
1.      Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori olehMarcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif.Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntunganyang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan pihak aktif adalah pihak yangmenggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingilautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun sosial akan tetapikeuntungan yang diperoleh sebesar 25%.
2.      Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa iniwirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar.Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan oleh pemerintah. Tipewirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang bekerja dalam bidangarsitektural.
3.      Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwaseorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilakumereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yangtidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.
4.      Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilikmodal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawanakan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masaitu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu
5.      Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagaiseseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkanpertambahan nilai personal.
6.      Abad 10
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang


B.     Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti : pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya. Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:[4]
1.      Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilakudan kemampuan kewirausahaan.
2.      Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarahpada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalamrangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.[5] Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar dari pada sebelumnya dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.
Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko social, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni:
1.      Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2.      Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3.      Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yangmungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
4.      Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda.
Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan.[6]
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan.


C.    Hakekat Kewirusahaan
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :[7]
1.      Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.      Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3.      Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.      Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5.      Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.      Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.


D.    Karakterisik Kewirausahaan
1.      Ciri Umum Kewirausahaan
Ciri-ciri umum kewirausahaan dapat dilihat dari berbagai aspek kepribadian, seperti jiwa, watak, sikap dan perilaku seseorang. Ciri-ciri kewirausahaan meliputi enam komponen penting, yaitu:
a.       Percaya diri
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidakbergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.
b.      Berorientasi pada hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, bertekat kerja keras serta inisiatif.
c.       Berani mengambil resiko
Mampu mengambil resiko yang wajar.
d.      Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain dan terbuka terhadap saran serta kritik.
e.       Keorisinalitasan
Inovatif, kreatif dan flesksibel.
f.       Berorientasi pada masa depan
Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
2.      Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7) terdapat delapan karakteristik kewirausahaan yang meliputi hal-hal sebgai berikut:
a.       Rasa tnggung jawab (desire for responbility).
b.      Memilih resiko yng moderat (preference for moderate risk).
c.       Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confidence in their sbility to succes).
d.      Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback).
e.       Semngat dan kerja keras (high levelof energy).
f.       Berorientasi kedepan (future orientation).
g.      Memiliki keterampilan berorganisasi (skill at arganizing).
h.      Menghargai prestasi (value of achievement over money).
3.      Arthur Kuriloff dan Jhon M. Mempil (1993:20), mengemukaan karakteristik  dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan seperti berikut:
a.       Komitmen.
b.      Resiko Moderat.
c.       Melihat peluang.
d.      Objektivitas.
e.       Umpan balik.
f.       Optimisme.
g.      Uang.
h.      Manajemen proaktif.[8]
4.      Vernon A. Musselman (1989: 155), Wasty Sumanto (1989), dan Geoffrey  Meredith (1989: 5), mengemukakan ciri-ciri kewirausahaan  dilihat dari kepribadian jiwa, watak, sikap dan perilakunya dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
b.      Memiliki kemauan utuk mrngambil resiko.
c.       Memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
d.      Mampu memotivasi diri sendiri.
e.       Memiliki semngat untuk bersaing.
f.       Memiliki orientasi terhadap kerja keras.
g.      Memiliki kepercayaan diri yang besar.
h.      Memiliki dorongan untuk berprestasi.
i.        Tingkat energi yang tinggi.
j.        Tegas.
k.      Yakin terhadap kemauan diri sendiri.
5.      Wasty Sumanto (1989:5) menanmbah ciri-ciri yang ke-12 dan ke-13, yaitu:
a.       Tidak suka uluran tangan dari pemerintah/pihak lain dalam masyarakat.
b.      Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak mudah menyerah
6.      Geoffrey Meredith (1989:5) menambahkan ciri ke-14 sampai dengan ke-16, yaitu sebgai berikut:
a.       Kepeimpinan.
b.      Keorinalitasan.
c.       Berorientasi ke masa epan dan penuh gagasan.[9]

E.     Karakteristik Wirausaha Yang Berhasil
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. Sukses, setiap orang pasti ingin sukses, tidak ada satupun didunia ini yang bermimpi tidak ingin sukses.
Wirausahawan yang berhasil atau sukses pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[10]
1.      Motif Berprestasi Tinggi
Seorang wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya, wirausahawan melakukan sesuatu hal secra tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai dan prestasi merupakanhal yang membedakan antara hasil kryanya sebagai seorang wirausahawan dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa berwirausaha.
2.      Perspektif ke Depan
Sukses adalah sebuah proses bukan tujuan. Apa yang kita usahakan, idam-idamkan, impikan, inginkan, dan cita-citakan harus memnuhi syarat sebgai berikut:
a.       Specifik, artinya harus jelas dan spesifik seperti apa yang ingin kita wujudkan.
b.      Measurable, artinya harus terukur atau dapat diitung besarannya, berapa banyak dan berapa besar.
c.       Achievable, artinya harus dapat dicapai, jangan mengangan-angankan sesuatu yang tidak mungkin dicapai dengan kemampuan kita.
d.      Reality-based, artinya berdasarkan pada realitas yang ada, harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada, baik kemampuan maupuntuntutannya saat ini.
e.        Time-frame, artinya memiliki jangka waktu tertentu, misalnya berapa lama, dan kapan harus tercapai, semua kegiatan harus ada jangka waktu samapai pencapaian waktunya.
Arah pandangan wirausahawan juga harus berorietasi ke masa depan. Keberhasila atau kegaglan wirausahwan akan dapat dilihat dari aspek perspektif ke depan.
3.      Kreativitas Tinggi
Wirausahawan umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih tinggidaripada nonworausahawan. Hal-hal yang belum terpikirkn oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausahwan mampu membuat hasil inovasinya menjadi permintaan. Seseorang yang memiliki kreativitas tinggi biasanya selalu berimajinasi, bermimipi bagaimana menciptkan sesuatu yang belum ada sebelumnya.
4.      Perilaku Inovasi Tinggi
Seorang wirausahawan harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnis. Inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat dimplimentasikan dan memberikan nilai tambah atas sumberdaya yang kita miliki. Jadi, untuk senantiasa dapat berinovasi, kita memerlukan kecaerdasan kreatif. Caranya adalah dengan berlatih untuk senantiasa berpikir sehingga kita dapat menggali sumber kreativitas dam intusi bisnis.
5.      Tanggung Jawab
Ide dan perilaku seorang wirausahawan tidak terlepas dari tuntutan dan tanggung jawab. Indikator atau ciri-ciri orang yang bertanggung jawab adalah:
a.       Berdisiplin
b.      Penuh Komitmen
c.       Bersungguh-sungguh
d.      Tidak suka bohong (jujur)
e.       Beredikasi tinggi
f.       Konsisten
6.      Selalu Mencari Peluang
Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dan sesuatu yang lebih bermanfaat serta mudah digunakan.Untuk itulah, lmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang.. Setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan adalah bagian dan proses alami untuk membantu kita dalam belajar, berubah, dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.[11]


F.     Karakteristik Kegagalan Kewirausahaan
Kegagalan adalah awal dari kesuksesan dan apabila seseorang menyerah dari kegagalan berarti dia tidak tahu bahwa kesuksesan sudah sangat dekat dua kalimat ini seharusnya bisa menyadarkan kita untuk tidak pernah menyerah. Adapun Karakteristik Kegagalan Kewirausahaan sebagai berikut :
1.      Kurangnya dana untuk modal.
Tidak semua kegagalan disebabkan karena modal yang tidak ada, akan tetapi sebagian besar kegagalan itu ada karena kurangnya dana.
2.      Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis.
Berikan suatu jabatan kepada ahlinya, dengan kata lain tempatkan sesuatu pada tempatnya.
3.      Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang.
Dalam berwirausaha, merencanakan sesuatu, atau menyusun sesuatu perlu disiapkan sebelumnya.
4.      Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluti (diteliti).
Terkait dengan penjelasan point b diatas, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya, termasuk tempatkan minat dan bakat dimana orang itu berminat dan berbakat agar usaha atau pekerjaan yang dilakukan menjadi sahabat dan dapat ditekuni dengan baik.[12]

Sebab-Sebab Kegagalan Dalam Menjalannkan Kewirausahaan
1.           Kurang ulet dan cepat putus asa, sedangkan kita harus dituntut untuk rajin, tekun, sabar, dan jangan putus asa.
2.           Kurang tekun dan teliti.
3.           Kurangnya pengawasan.
4.           Kemacetan yang sering terjadi.
5.           Pelayanan yang kurang baik.
6.           Tidak jujur dan kurang cekatan.
7.           Kurang inisiatif dan kurang kreatif.
8.           Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha.
9.           Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial, karena salah satu ciri-ciri kalau orang berbisnis harus kikir, kalau badan sosial, ikhlas beramal, karena apabila perusahaan jadi kikir maka ia jelas irit.
10.       Banyak pemborosan dan penyimpangan.
11.       Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen.
12.       Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan.
13.       Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang.
14.       Memulai usaha tanpa pengalaman dan modal pinjaman.
15.       Banyaknya piutang ragu-ragu.
16.       Kekeliruan menghitung harga pokok. Dalam melakukan suatu usaha penjualan harus menghitung berapa banyak harga pokok.









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Wirausaha memang menjadi salah satu solusi menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Banyak macam usaha yang bisa dilakukan, dari mulai usaha sampingan untuk sekedar  menambah  penghasilan  tetap  yang  sudah  ada,  atau  bisa  menjadikan  sebagai penghasilan utama.
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, berbudi luhur, berani dan berwatak agung. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia itu dikatakan bahwa kewirausahaan adalah:
1.      Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru.
2.      Menentukan cara produksi baru.
3.      Meyusun operasi untuk mengadakan produk baru.
4.      Mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.




B.     Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika ada kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.










DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Kewirausahaan, Kiat Dan Proses MenujuSukses. Jakarta :Penerbit Salemba Empat.

Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo.

Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta: PT  Raja Grafindo Persada.

Ina Primiana. (2009). Menggerakkan sektor riil UKM &industri .Bandung :Alfabeta.

Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES

Meredith, G. Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo







[1] Suryana, Kewirausahaan, Kiat Dan Proses MenujuSukses. Jakarta :Penerbit Salemba Empat.hal.28
[2] Suryana, Kewirausahaan, Kiat Dan Proses MenujuSukses. Jakarta :Penerbit Salemba Empat.hal.35
[3] Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo.hal.41
[4] Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta: PT  Raja Grafindo Persada.hal.104
[5] Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti. (2003). Kewirausahaan Dari Sudut Pandang. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Grasindo.hal.69
[6] Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES.hal.55
[7] Ina Primiana. (2009). Menggerakkan sektor riil UKM &industri .Bandung :Alfabeta.hal.63
[8] Meredith, G. Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo.hal.81
[9] Suryana, Kewirausahaan, Kiat Dan Proses MenujuSukses. Jakarta :Penerbit Salemba Empat.hal.122
[10] Henry Faizal, Noor.( 2007). Ekonomi manajerial. Jakarta: PT  Raja Grafindo Persada.hal.128

[11] Tulus Tambunan. 2002. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: LP3ES.hal.201
[12] Meredith, G. Goffrey, 1996, Kewirausahaan: Teori dan praktis, Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo.hal.105

3 comments: